Langsung ke konten utama

Bingkisan kecil





Bagaikan teman dibalik Kaca buram..
Keburaman seakan bertambah suram..
Seakan lama tak pernah bersih lagi..
Entah karna rasa malas, enggan, tak peduli..

Padahal, sebelumnya kaca itu..
Tiap hari bersih oleh usapan dari balutan kain bersih..
Rutin, hingga bersih dan kesat..
Dimanakah kepedulian  tangan yang senantiasa membersihkannya?

Bukankah, jika rasa tak peduli pemilik tangan itu sudah bertengger..
Maka,tak kan  kaca itu bersih lagi.. lalu,Bagaimana nasib kaca itu?
Jelas., Terlantar dan kotor..
**
Ya, realita saat ini menggamabarkan semua yang ada pada sajak di atas..
Kepedulian amar ma’ruf seakan tak pernah ada dalam kamus pengemban dakwah..
Kaca dan pemilik tangan menggambarkan sebuah ikatan ukhuwah yang tak pernah lepas dari aktifitas amar ma’ruf..
Sedangkan semua berubah dikala keadaan memisahkan keduanya..
Keterpisahan keduanya mengakibatkan ketdakpedulian dan keengganan menyelimuti..
Kaca terperosok pada lubang kenistaan.. seakan kaca-pun tak mengerti apapun yang sudah terjadi pada dirinya,,. Bernoda dan kotor.. Bak dosa yang tetap membekas..
Sedangkan pemilik tangan sibuk denga dunia barunya,. Dengan kaca barunya.. membuatnya merasa tak ingin lagi dengan kaca yang dimilikinya dulu.. Bak rasa individual tlah di ujung tombak..
Sadarlah..
Ini hanya ungkapan yang selama ini ingin terungkap..
Meski hanya kata-kata sederhana.. tapi ingin sekali untuk kalian semua mengerti..
Baik yang tlah memutuskan untuk menggapai cita-citanya untuk sekolah di luar.. maupun sebaliknya.. Semua sama.. aku, kita, kalian,.. sama-sama sudah paham islam.. bahkan kita pernah merasakan getirnya berdakwah bersama..
Lalu? Kemanakah Fikroh islam kalian dahulu teman? Pemahaman apa yang kalian tangkap setelah 3 tahun dan setiap minggu-nya kalian mengkaji islam? Apakah hanya sebagai pelengkap ilmu di pesantrenkah? Setelah keluar, pemahaman itu hanya angan masa lalu yang tlah tertiup angin lepas yang entah tak tau arahnya kemana..
Bahkan Allah-pun rasanya tlah di permainkan oleh pengemban dakwahnya sendiri.. Seakan, fatamorgana kehidupan  tlah membawa sebagian pejuang-Nya kehilangan arah, bahkan seakan  tlah lupa akan bisyarah nabi-Nya..Jujur, rasanya tak ingin.. jika membiarkan itu terus terjadi di depan mata.. teman, renungilah..
Sungguh, tak ada yang menggurui di sini.. si penulis juga manusia.. semua sama-sama belajar untuk berubah lebih baik.. tak banyak kata yang akan tersampaikan.. karna si penulis sendiri yakin.. kalian semua sudah paham nash-nash syara’ yang tlah berlaku,,.
~Rapatkan barisan, mari berjuang kembali dg menjadi Pribadi yang lebih baik! Allahu Akbar..





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DEBU-DEBU AQIDAH

          Sobat, kita sangat tahu debu itu bersifat kotor dan bernoda. Samar terlihat menempel dibenda yang gelap. Saking lamannya menempel sulit membersihkannya. Jika menempel di tempat yang bersih sangat mudah merasakan debu. Apalagi noda yang menempel.  Ruangan yang berdebu selain tidak enak dipandang juga menggangu pernafasan.

~AWAL TULISANKU DI BLOG!

Sebenarnya.. sangat bingung untuk menuliskan sesuatu yang bisa dibaca di blog ini.. apalagi.. saya pemula untuk jadi "blogger"..  Yah, Sudahlah.. toh juga ini belajar.. belajar menulis di blog.. walapun masih sedikit orang yang minat untuk memabaca blog saya ini.. tak apa, ini awal..

“AMBISI BERPENYAKIT”

                Ambisi? Tentu sering sekali kita mendengar kata tersebut, iya kan?  Menurut KBBI arti Ambisi adalah keinginan yg besar untuk mencapai/mendapatkan sesuatu atau melakukan sesuatu. Sedangkan Berambisi adalah berkeinginan keras mencapai sesuatu (cita-cita) dsb.