Tentu
semua orang tahu tentang kekayaan
Indonesia yang melimpah ruah bukan? Dan tentulah ini semua adalah karunia besar
yang Allah berikan. Entah itu minyak bumi, rempah-rempah, SDA yang beraneka
rupa, dsb. Namun fakta yang ada sekarang bagaimana teman? Hingga kini kekayaan alam tersebut, bagi kita
yang mayoritas penduduk Indonasia tulen-pun belum menikmati. Nah lo? Bahkan tak sedikit rakyat di negri ini hidup
dalam kondisi sengsara dan tertindas. Berbagai problem jua melanda negri ini .
Contohnya saja: dibidang ekonomi, budaya, pendidikan, politik, sosial,
pertahanan, keamanan, dsb. Semua masalah
kompleks itu makin carut-marut tak terselesaikan.
Bicara
tentang Neoliberalisme, mungkin masih banyak yang bertanya “itu makhluk apa’an
yak?” . Waduh...(mukul jidat), ini mah bukan makhluk atuh. Neoliberalisme itu
paham yang menghendaki pengurangan peran negara di bidang ekonomi. Singkatnya
negara di anggap penghambat utama penguasaan ekonomi oleh individu. Dan salah
satu dampaknya ke pendidikan. “lo? Kok bisa?” Yaa, bisa saja. Buktinya, karna
hilangnya peran negara terhadap ekonomi rakyat, pendidikan makin mahal., dan
untuk sekolah membutuhkan biaya yang mahal pula.. rakyat pun menanggung beban
yang seharusnya beban itu di tanggung negara. Akibatnya, dari mulai biaya
hingga kurikulumnya Liberal. Hingga berpengaruh pada kualitas siswa di
dalamnya.Bahkan mayoritas anak tidak bisa mendapatkan haknya untuk bersekolah.Betul
apa iya? Jempol setan buat dua-duanya
dah!
Ini nih, bagi kita yang masih
mengenyam bidang pendidikan. Kudu melek, semelek-meleknya!. Sekarang nih ye,
pendidikan Indonesia makin “maaf” gila! Bagaimana nggak.. pasca setelah Ujian
Nasional SMA beberapa waktu lalu, puluhan siswa menggelar pesta seks! Padahal
lokasi sekolah bukanlah termasuk kota gede
bahkan ndeso “ish..ish..
Astagfirullah..” (ngelus dada). Coba deh, kita bayangin.. yang bukan kota besar
aja kaya’ gituh. Gimana remaja yang hidup di kota gede? Wah.. wah.. gak kalah
rusaknya! Itu pun terjawab sudah dengan Undangan pesta bikini bikin gentar
warga Jakarta sekitarnya. Bahkan di adakan di Hotel mewah. Lebih parahnya di
adakan tiap tahun. “Robbii...” (geleng-geleng aje). Miris gak tuh?
Yah,
tak hanya akibat didikan sekolah yang liberal, hingga kualitas siswa yang rusak
tak bermoral. Mereka pun dididik oleh media elektronik dan sekarang dengan
gadget yang bisa mengakses apapun di dumay . Segalanya ada, termasuk yang bisa
menjerumuskan dan merusak mereka.Nyadar gak sih, setelah era reformasi berbagai
tayangan gak ada yang terkendali. Semua bebas-sebebas bebasnya! Yang aksi kiss, buka-bukaan baju, pacaran, dan sejenisnya
tiap hari bisa dijumpai di televisi. Sementara di sekolah? Remaja dididik agama
secara sekuler. Tak takut lagi dengan Penciptanya. Hmm.. wajar aje kalo mereka
meng-halalkan segala cara dalam hidup yang mereka jalani. Seks bebas, narkoba,
Prostitusi, dsb.
Karena
sangking Liberalnya, baru-baru ini neh terungkapnya. Prostitusi via media
sosial ternyata sangat marak. Gaya hidup materialistis tlah menjadikan para
wanita melacur demi uang aje. Dan mereka
bergentayangan mencari mangsa dan praktek dimana aja. “Miris gak?”
Kini kita intip tanggapan
Gubernur Ibu kota negri kita, soal yang salah satunya tatkala ditanya apakah
akan mengeluarkan larangan khusus bagi penyelenggara hotel untuk acara serupa ‘Pesta Bikini’. Jawabannya gini “ Nggak perlu. Ini bukan
negara Syari’at kok. Mau kamu telanjang bulat atau tertutup juga urusan kamu.
Kita bukan negara Syari’ah” ujarnya di Balai kota , Jakarta Pusat, Jum’at
(24/4).
Dan sekarang tentang solusi dari
usaha prostitusi ini adalah Lokalisasi. Karena hanya itu yang cukup masuk akal
menurut Ahok “Makanya, Lokalisasi biar gak berceceran.” Tukasnya.
Hufft..
gubernur kok jawabannya enteng gituh? Memang benar kita bukan negara Islam.
Tetapi penduduk negri ini mayoritas muslim dan dalam ajaran Islam, yang namanya
prostitusi ataupun maksiat yang lainnya merupakan keharaman bagi pemeluknya.
Jadi ketika tidak dilarang,, berati tidak menghargai, menghormati dan cenderung
mengabaikan keberadaan kaum Muslim yang ada di negri ini. “masyaAllah..”
Kelihatannya
aneh banget. Negara begitu tak peduli atas kondisi remaja saat ini. Bahkan
wakil rakyat pun seolah menganggap remeh masalah ini dengan solusi-solusi
sementara yang tak membawa perubahan untuk jauh lebih baik. Bahkan seolah tak
pernah melihat kerusakan akibat Liberalisme ini. Ya to?
“Bagaimana sebuah negri akan mendapatkan keberkahan dari
Allah SWT. Jika setiap hari tanah negri ini dibuat berzina oleh warganya?
Sungguh! Neliberalisme dan Neoimperialisme mengancurkan semuanya!”
“Itulah salah satu bukti bobroknya Demokrasi, kalau sudah
seperti itu. Apa mungkin negara ini menuju arah yang lebih baik?”
Neoliberalisme
adalah persoalan sistemik.Pemecahannya pun tak bisa dilakukan secara individual
aje. But, kudu sistemik dan komperhensif. Yo’opo
carane rek? .
Pola penyelesaian lama dengan
hanya mengganti Rezim aje, terbukti gagal sob!. Maka, cara yang ampuh nih..
Membuang sistem neoliberalisme tersebut dengan sistem yang baik. Apa dong?
Sistem islam udah cukup! Karena Islam datang dari Dzat Yang Maha Baik dan Maha
Adil.
Dengan sistem Islam yang berarti
menerapkan islam secara kaffah dalam naungan Khilafah inilah neoliberalisme bisa
dihentikan. Hanya dengan inilah negri berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini
akan mendapatkan kemuliaan dan kesejahteraan sebagaimana di impikan. Baldatun
Thayyiban wa robbun ghafur. Save Idonesia with Shariah and Khilafah! Allahu
akbar!. WalLah a’lam bi ash-shawaab. [ inas fauziah]
Komentar
Posting Komentar